Saya ada 3 pengalamana barangkali bisa diambil
hikmahnya :
1. Saya diminta jadi jurkam golkar (saat
jaya2nya golkar, karena Murobby sudah wafat saya minta pertimbangan gus Farid,
beliau tanya saya apa tujuanmu, saya jelaskan, beliau tidk melarang dan juga tdk
mengiyakan), saat saya datang di pertemuan golkar kabupaten sang ketua bicara yang
menyudutkan NU, saya tabayyun ke Nyai, nyai mengiyakan dengan alasan masak nu tok
yg diperalat. tapi alhamdulillah akhirnya saya tidak bisa jadi.jurkam karena tidak
punya kartu anggota golkar.
2. Saya pernah jadi sekertaris RMI cabang Jember, usai
menghadap bupati untuk validasi data jumlah pondok pesantren di Kab. Jember, ketua ngajak saya
ke bagian sosial pemda, saya tanya ada apa kesana, beliau jawab tanya bantuan
pemda ke RMI, sampai berapa biasanya pemda ngasih, beliau jawab sekian, saya
bilang pada beliau isin yai, masak kyai ngurus uang yang sekian itu, kyai itu
tidak bisa ditukar dengan uang. alhamdulillah akhirnya tdk jadi.
Kemudian saya mundur dari kep rmi setelah k
hasyim muzadi terpilih utk kedua kalinya.
3. saya pernah ikut rombongan kyai jember ke
pertemuan ulama nu se jatim terkait pembelaan terhadp gus dur yg akan
diturunkan dari presiden di pondok buduran sidoarjo, iseng2 saya keluar dari
ruang rapat bersama seorang kyai, melihat mobil parkir begitu banyak dan bagus2
saya bilang pada teman tadi kalau mobil para kyai begini bagus2 maka para kyai
nu tidak akan berani perang khy....
Yaaah kita hidup memang di zaman dimana harta
dan pangkat SANGAT MENGGODA dan MEMGGIURKAN....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar